UCAPAN DAN EJAAN
Ucapan
Bahasa Indonesia bagi sebagian besar penuturnya adalah bahasa kedua. Para penutur yang berbahasa Indonesia, bahasa Indonesia mereka terpengaruh oleh bahasa daerah yang telah mereka kuasai sebelumnya. Pengaruh itu dapat berkenaan dengan semua aspek ketatabahasaan. Pengaruh yang sangat jelas ialah dalam bidang ucapan. Pengaruh dalam ucapan itu sulit dihindarkan dan menjadi ciri yang membedakan ucapan penutur bahasa Indonesia dari daerah satu dengan daerah yang lain. Sering dengan mudah kita dapat menentukan daerah asal seorang penutur berdasarkan ucapan bahasa Indonesianya.
Mengapa dikatakan bahasa kedua ?
Penyebabnya tidak lain adalah budaya / bahasa bahasa daerah asal dari masing masing individu itu sendiri.Bahasa Indonesia yang mereka ucapan merupakan hasil dari percampuran Bahasa Indonesia dengan bahasa daerah mereka.Cara mengetahuinya adalah cara berbahasa(logat) orang tersebut berbicara dan biasanya terdapat beberapa kata yang bukan merupakan Bahasa Indonesia dalam ucapannya. Hal ini akan dibahas pada bagian Ejaan.
Ejaan
Secara sederhana , Ejaan sendiri dapat dikatakan sebagai Ucapan namun dalam bentuk tulisan. Dalam Bahasa Indonesia sendiri terdapat beberapa aturan dalam penulisan Ejaan. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan Ejaan dalam Bahasa Indonesia.
1. Penulisan Huruf Kapital
- Digunakan untuk mengawali kalimat yang baru
Contohnya : Danau itu sangat ramai dikunjungi warga sekitar.
- Digunakan untuk menulis yang berkaitan dengan nama Tuhan dan Kitab Suci
Contohnya : Segala sesuatu telah diatur oleh-Nya (Nya mewakilkan Tuhan).
- Digunakan dalam penulisan nama orang , gelar , atau keagamaan
Contohnya : Agus Budi , Presiden Soekarno, Sultan Ageng Tirtayasa
- Digunakan dalam penulisan nama jabatan , Kota , Negara , Kabupaten , dsb
Contohnya : Presiden Republik Indonesia , Gubernur DKI Jakarta
- Digunakan dalam penulisan nama lembaga
Contohnya : Universitas Gunadarma , Komisi Penyiaran Indonesia
- Digunakan dalam penulisan nama orang yang diwakilkan dengan kata kata kekerabatan
Contohnya : Ayah , Ibu , Kakek , Nenek , Kakak , dsb
2. Penulisan Huruf Tebal
- Digunakan dalam penulisan judul buku atau majalah
Contohnya : Pedoman Berbahasa Indonesia , 1001 Fakta Ilmu Psikologi
3. Penulisan Huruf Miring
- Digunakan dalam penulisan kata kata ilmiah
Contohnya : “nama latin dari Gajah Asia adalah elephas maximus”.
4. Penulisan Partikel dan Awalan
- Partikel dibagi menjadi 2 jenis yaitu yang dirangkaikan (kalimatnya digabungkan) atau tidak dirangkaikan (kalimatnya dipisah)
- Untuk yang dirangkaikan terdapat beberapa awalan antara lain :
- Antar- , Contoh : Antarpulau , Antarkota , Antarbangsa
- Maha- , Contoh : Mahasiswa,MahaKuasa,Mahaguru
- Adi-, Contoh : Adikuasa,Adidaya,Adibusana
- Pra-, Contoh : Prasejarah,Prasejahtera, dan sebagainya,
· Untuk yang tidak dirangkaikan menggunakan awalan Maha- , namun kata sambungnya sudah merupakan kata bentukan dari kata dasar sebelumnya.
Contohnya : Maha Pemurah , Maha Pengasih , Maha Mengetahui.
5. Penulisan Bilangan
· Untuk jumlah dalam kalimat percakapan , biasanya bilangan ditulis dengan huruf , namun untuk menyatakan jumlah pasti seperti harga barang biasanya bilangan ditulis dengan angka.Contoh : “Ibu aku mau membeli lima butir permen” (dengan huruf)
“Total belanjaan bulan ini sebesar Rp 1.500.000,-“ (dengan angka)
· Untuk penulisan di dalam data atau grafik , bilangan wajib ditulis dengan angka. Apabila disertai dengan huruf biasanya dibatasi dengan tanda kurung.
Contoh : Rp 250.000,- (dua ratus lima puluh ribu rupiah)
· Untuk penulisan waktu ditulis menggunakan angka dengan format jam.menit.detik , namun untuk detik jarang digunakan dan hanya digunakan pada beberapa materi.
6. Tanda Baca
Tanda titik ( . )- Digunakan untuk mengakhiri suatu kalimat.
- Digunakan untuk pemisah gelar ( Contoh : S.H , S.E , S.Pd , dll)
- Dalam beberapa artikel diketahui juga digunakan dalam daftar pustaka yang rujukannya menggunakan sistem rujukan tahun dan halaman.
Tanda koma ( , )
- Digunakan sebagai jeda dalam pengucapan kalimat.
- Digunakan untuk kata yang dihubungkan dengan kata tetapi atau namun ataupun melainkan (Contoh : Dia anak pintar,tetapi sangat angkuh)
- Digunakan sebagai pemisah bermacam macam kata yang serupa maknanya dalam suatu kalimat (Contoh : Rotinya ada rasa coklat,vanilla,keju,dan mocca)
- Digunakan sebagai pembatas antara kalimat artikel dengan kalimat langsung ( Contoh : Dudi berkata,”Ibu aku mau berangkat ke sekolah”).
Tanda titik koma ( ; )
- Digunakan untuk memisahkan kalimat kalimat dalam suatu perincian
- Dalam surat keputusan banyak digunakan untuk membatasi kalimat kalimat yang merupakan bagian dari konsideransi dan bagian dari isi putusan itu sendiri.
Tanda titik dua ( : )
- Digunakan pada kalimat yang mengandung beberapa anggota atau bagian yang diwakilkan dengan kata “ misalnya :” , “contohnya :´, atau “sebagai berikut :”
- Banyak digunakan dalam kalimat berbentuk formula seperti biodata , atau pada surat surat , atau keanggotaan organisasi
(contohnya :
Nama :
Kelas :
Jabatan : )
Tanda petik ( “ ” )
- Digunakan untuk menunjukkan suatu kalimat unik / kata khiasan yang memiliki arti lain dari kalimat sebenarnya (Contoh : Di dekat rumahku dibangun sekolah “luar biasa” , Hidupnya sebagai “kupu-kupu” malam telah berakhir)
Tanda strip/hubung ( - )
- Digunakan pada kata yang berulang ulang
- Digunakan sebagai pemisah tanggal-bulan-tahun
- Digunakan sebagai penghubung kalimat dengan angka ( Contoh : Hari ini hari ulang tahunku ke-19)
- Digunakan sebagai penghubung huruf capital ke huruf kecil (diluar hukum huruf capital pada awal kalimat) (Contoh : Hanya kepada-Nya lah kita patut menyembah)
- Digunakan sebagai kalimat jangkauan atau sampai dengan pada jumlah (Contoh : Tugas minggu ini ada pada halaman 20 – 22 )
referensi:
Berikan Komentar
<i>KODE</i>
<em>KODE YANG LEBIH PANJANG</em>
Notify me
untuk mendapatkan notifikasi balasan komentar melalui Email.