Makalah Sosiologi Fenomena Sosial Pengemis Dan Anak Jalanan Di Kota X Terbaru 2019

Assalamualaikum wr wb
hay agan agan ...
ini pertama kalinya aku menciptakan sebuah makalah buat kondisi kelulusan, daripada njamur di storage mending share aja barangkali bermanfaat...
mungkin rada acak acakan gitu di kepingan daftar isi.... 
Gak pp dah yg penting isinya bukan covernya..
Okeeh

Namanya pula gres pertama kalinya...
Ini jua aku simpulin berdasarkan banyak sekali sumber pada internet...
saya copas copas aja ya relatif dirubah2 sedikit sih ....
Orang istilah gurunya aja boleh cari pada internet wkwkwkkwkkw....
pribadi aja dah tuh ....





1
DAFTAR ISI
1. JUDUL MAKALAH
dua. LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................     i
3. KATA PENGANTAR..............................................................................     ii
4.daftAR ISI.................................................................................................     1
5. BAB I.............................................................................................................     2
          PENDAHULUAN...................................................................................     2
          A.1 latar belakang pemikiran..........................................................................     2
            A.dua Rumusan perkara...................................................................................     4
            A.tiga Tujuan..................................................................................................     4
6. BAB II............................................................................................................     5
          ISI............................................................................................................     5
            B.1 Pengertian pengemis ..............................................................................     5
            B.!.1 Pengemis menjadi tindakan sosial............................................................    5
            B.1.2 Pengemis sebagai tundakan ekonomi......................................................     5
            B.dua Pengertian penanganan...........................................................................     6
            B.tiga Faktor timbulnya pengemis dan anak jalanan.............................................     6
7.bab III...........................................................................................................    7
          PENYELESAIAN MASALAH..............................................................    7   
            C.1 Faktor keberadaan pengemis dan anak jalanan............................................    7
            C.2    Penanggulangan Pengemis serta anak jalanan.......................................    8
            C.dua.1    Usaha preventif..........................................................................    8
            C.2.dua   Usaha Represif............................................................................    9
            C.dua.3   Usaha Rehabilitatif.....................................................................     9
8. BAB IV...........................................................................................................   10
          PENUTUP................................................................................................   10
            D.1 Kesimpulan...........................................................................................   10
            D.2 Saran...................................................................................................    11
            DAFTAR PUSTAKA.............................................................................    12
            LAMPIRAN...........................................................................................    13


2
BAB 1
PENDAHULUAN
A.1  Latar belakang pemikiran
Pada awalnya malun alun merupakan laman depan rumah, namun pada ukuran yg lebih akbar. Lebih jauh Thomas Nix menyebutkan bahwa alun alun adalah lahan terbuka serta terbentuk menggunakan menciptakan jaraj antara bangunan-bangunan gedung.
Makara bangunan gedung adalah titik awal dan hal yang utama bagi terbentuknya alun-alun.tetapi bila adanya lahan terbuka yg pada abaikan tersisa serta berupa alun-alun, hal demikian bukan merupakan alun-alun yg bergotong-royong jadi alun alun-alun mampu desa, kecamtan, kota juga sentra kabupaten.

      Namun Dalam aktifitas sehari sehari kita seringkali melihat di alun-alun ada pengemis atau anak jalanan. Adapun sebutan yang di gunakan, seluruh kemudian lalang di jalanan itu merujuk dalam orang-orang yang lalu lalang pada jalanan buat mencari sesuap nasi.
Pengemis merupakan perkara social yg akut yg sebagai kasus social baik itu pada kota juga di kota-kecil.
Hal ini lantaran kemiskinan yang menjadi penyebab adanyaa pengemis pada jalanan, alun alun atau pun di perkotaan yg belum berhasil di tuntaskan hingga ke akar-akarnya.
Berbagai variaber mendasar yang menghipnotis peingkatan jumlah pengemis pada perkotaan ibarat kemiskinan,ledakan urbanisasi lantaran ketimpangan pembangunan kota dengan desa, kualitas asal daya manusia yg rendah, angkatan kerja yg tidak terampil, keterbatasan daya serap angkatan kerja pada sector formal, tingginya angka putus sekolah pada taraf sekolah dasar, dan pandangan hidup kerja yang rendah, belum bias di atasi. Sehingga pengemis terus saja semakin tinggi dan adalah kenyataan kemiskinan kota.

Penanggulangnan masalah pengemis menjadi tanggung jawab Negara. Pasal 34 ayat 1 Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa “fakir miskin dan anak terlantar dipelihara sang Negara”. Sementara itu pasal34 aya2 menegaskan “Negara menyebarkan sistem jaminan sosial bagi semua masyarakat yang lemah serta tidak bisa sesuai prestise kemanusiaan”.
Berdasarkan pasal 34 ayat 1 dan 2 UUD 1945 dan UU angka 6 tahun 1975 wacana ketentuan-ketentuan utama kesejahteraan social, peraturan pemerintah republic Indonesia angka 31 tahun 1980 tentang penanggulangn gelandang dan pngemis dalam kepingan pertimbangan menyatakan: a) bahwa geandangan dan pengemis tidak sesuai menggunakan kebiasaan kehidupan bangsa Indonesia berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar 1945 lantaran itu perlu diadakan bisnis-bisnis penangguanganya. B) bahwa usaha penanggulangan tadi, disamping usaha-bisnis pencegahan timbulnya gelandang atau pengemis, bertujuan juga buat memperlihatkan rehabilitas kepadda gelandangan serta pengemis semoga sanggup mencapai taraf hayati kehidupan, serta penghidupan yg layak menjadi masyarakat Negara republik indonesia
3

Adapun juga fenomena merebaknya anak anak yang sebagai pengemis bisa pula anak jalanan pada indonesia adalah problem sosial yang komplek. Hidup sebagai anak jlanan memang bukan merupakan pilihan yg menyenangkan, lantaran mereka berada dalam syarat yang tidak bermasa depan yg kentara, serta keberadaan mereka tidak sporadis menjadi “kasus” bagi banyak pihak, kleluarga, rakyat serta negara. Tetapi, perhatian terhadap nasib anak jalanan tampaknya belum begitu besar serta solutif. Padahal mereka yaitu saudara saudara kita. Mereka yaitu amanah allah yang harus dilindungi, dijamin hak-haknya, sebagai akibatnya tumbuh kembang sebagai insan remaja yg bermanfaat, beradab serta bermasa depan cerah.
    Hidup menjadi anak jalanan bukanlah pilihan hidup yg diinginkan oleh siapapun. Melainkan keterpaksaan yg wajib mereka terima lantaran sebab-sebab eksklusif. Anak jalanan bagaimanapun telah menjadi kenyataan yang menuntut perhatian kita semua. Secara psikologis mereka yaitu belum dewasa yg dalam tingkat eksklusif berlum punya bentukan mental emosional yg kokoh, ad interim dalam saat mereka wajib bertengkar menggunakan dunia jalanan yang keras cenderung kuat negatif bagi perkembangan dan pembentukan kepribadiannya padahan tidak bisa pada pungkiri mereka itu yaitu generasi penerus bangsa buat masa mendatang.






















4
A.dua  Rumusan masalah
Berdasarkan masaah yang di kemukakan pada atas mampu dirumuskan permasalahan menjadi berikut:
1.   Siapakah pengemis dan anak jalanan itu ?
dua.  Apa latar belakang timbulnya pengemis dan anak jalanan ?
3.  Bagaimana alternatif menangani perkara tadi ?

A.tiga   Tujuan
            Makalah ini disusun dengan tujuan:
1.      Mengetahui siapakah pengemis
2.      Mengeahui latar belakang timbulnya pengemis serta anak jalanan
tiga.      Mengetahui faktor-faktor apa saja yg mengakibatkan fenomena muncunya pengemis serta anak jalanan
4.      Mengetahui dampak psikoogis yang dirasakan  anak jalanan
5.      Memberikan liputan upaya penanganan anak jalanan secara efektif























5
BAB II
ISI
B.1   Pengertian pengemis
            Menurut kamus besar bahasa indonesia. Pengemis yaitu orang yang meminta-minta; pengemis.
Berdasarkan uraian tersebut, Pengemis adaah orang-orang yang menerima penghasilan menggunakan meminta-minta, melalui cara dan alasan buat mengharap belas kasihan dari orang lain. Pengemis bukan berarti orang yg wajib pada pandang sebelah mata. Keberadaan mereka bukan buat pada salahkan ataupun sibenarkan. Keberadaan mereka mengakibatkan kesan serba galat. Menyalahkan mereka bukan tindakan yang sahih, tetapi membenarkan keberadaan mereka pun juga bukan tindakan yang sahih pula.
adapun pengemis belum dewasa atau anak jalanan alasannya yaitu mereka berada pada jalanan memang tidak sanggup disamaratakan, dicermati dari seluruh anak jalanan berada pada jalan karena tekanan berdasarkan orang renta mereka buat melanjutkan profesi orang tuanya karena kurangnya kebutuhan pangan bisa juga lantaran pergaulan, prlarian anak terhadap orang renta yang tidak bertanggung jawab, tekanan orang tua, atau dasar pidihanya sendiri.

B.1.1   Pengemis sebagaii tindakan sosial
            Tinndakan berupa usaha buat mendapat perhatian berdasarkan orang-orang yg dilakukan oleh pengemis itu termasuk tindakan sosial. Sestiap orang memiliki pandangan berbeda terhadap pengemis. Ada yang menduga pengemis itu tidak pantas serta poly yg menentangnya serta terdapat yg menduga nya menjadi pekerjaan yg tidak tidak selaras dr pekerjaan yang lainnya, yaitu yang menghasilkan uang.
Tindakan yg pada lakukan pengemis merupakan suatu tundakan yg didasarkan rasionalitas diri mereka. Mereka mempunyai kebutuhan hidup yg harus dipenuhi, apalagi mengemis itu tidak membutuhkan modal atau ketrampilan spesifik, sehingga sanggup di lakukan sang semua orang hal inilah yang mengakibatkan lingkungan yang masyarakatnya berpikir buat mengemis

B.1.2   Pengemis menjadi tindakan ekonomi   
            Manusia bekerja buat emenuhi kebutuhan hidup dan keluarganya masing-masing. Berbagai macam cara yang pada pakai guna kebutuhan tersebut terpenuhi. Salah satu tujuan para pengemis yg ada di alun alun tegal yakni memperoleh pendapatan atau penghasilan menggunakan menengahgandakan tangan pada orang lain, itu buat kebutuhan pangan mereka.






6
B.dua   Pengertian penanganan
            Penanganan berdasarkan buku anutan rehabilitas pengemis atau anak jalanan yaitu usaha yang dilakukan secara terpola dan terarah baik oleh pelaksana pada Provinsi maupun kabupaen/kota buat mencegah, merehabilitasi serta memberdayakan. Usaha tersebut menyangkut upaya pencegah, rehabilitas memberdayakan pengemis serta anak jalanan bersama keluarganya. Penanganan pengemis itu meliputi perjuangan preventif, represif serta rehabilitatif bertujuan semoga tidak terjadi pengemis dan mencegah perluasannya. Agar pengemis kebali sebagai anggota warga yg menghayati hrga dri serta mengembalikan taraf hayati mereka.
Penanggulangan pengemis dilakukan banyak sekali usaha diantaranya:
1. Usaha preventif dimaksudkan buat mencegah timbulnya pengemis dalam masyarakat,yang ditunjukan pada perorangan atau grup, usahanya buat memperlihatkan penyuluhan serta bimbingan sosial, pelatihan, kesempatan kerja atau penngkatan derajat kesehatan.
2. Usaha represif yaitu tindakan penyisiran buat mengurangi nya bahkan meniadakan pengemis, usahanya razia.
tiga. Usaha rehabilitas terhadap pengemis mencakup perjuangan penampungan, penyeleksian, penyantunan serta tindaklanjut.yang berfungsi buat mereka kembali sebagai warga masyaraat, yang diaksanakan melalui panti sosial.

B.tiga   Faktor timbulnya pengemis dan anak jalanan
            Sangat bermacam-macam faktor yg paling secara umum dikuasai menjadi faktor syarat sosial ekonomi disamping karena adanya faktor kekurangan pangan, pendidikan pendek, minimnya ketrampilan kerja yg pada miliki, dan yang terpenting mereka sangat pasrah menggunakan nasibnya.
Pengemis anak anak atau anak jalanan pun sama karena kurangnya uang mereka meminta-minta pada jalanan buat kehidupannya. Pada output penelitian Hening Budiyawati,dkkmenyebutkan bahwa faktr-faktor yg mengakibatkan anak pulang ke jalanan dari alasan serta penuturan mereka yaitu karena kekerasan pada keluarganya, dorongan mengemis sang keluarganya, ingin bebas, ingin mempunyai uang sendiri, imbas berdasarkan temanya.











7
BAB III
PENYELESAIAN MASALAH

C.1   Faktor eksistensi pengemis serta anak jalanan
Terdapat fenomena bahwa pengemis itu nir hanya hidup pada pedesaan saja teapi hayati di perkotaan dan semakin akbar tingkat perkembangan di kota maka akan semakin poly jumlah pengemis serta anak jalanan yg menjadi penerusnya. Adanya pengemis merupakan konsekuensi menurut perkembangan kota. Masalah ini pula karena adanya tekanan-tekanan ekonomi dan rasa kondusif sebagian masyarakat desa serta yg lalu terpaksa wajib mencari tempat yang diduga sanggup memberi kesempatan buat mengemis dan ini juga salah satu potret kemiskinan perkotaan sedangkan pengemis belum dewasa juga faktor orang tuanya yg lebih meluas, karena anak itu bergantung pada orang tuanya ketika anak merasa stress maka anak akan merasa nir nyaman dan lari menurut tempat tinggal , waktu orang tuanya mengemis serta tidak memperdulikan anaknya maka anak pun akan mengikuti apa yang pada lakukan orang tuanya atau pun mampu pula menggunakan dorongan menurut orang renta itu sendiri, bisa juga anak tersebut itu memang benar sahih hilang atau lain menjadi nya kemudian disuruh buat mengemis, dll.
Secara garis akbar faktor tersebut dibagi atas faktor internaal dan eksternal. Faktor internal antara lain sifat malas, mampu ada akhir dari (kemungkinan) pekerjaan yang di sanggup nir sinkron dengan talenta serta keinginannya. Sehingga enggan buat menekuni pekerjaan yang terdapat, stigma fisik. Faktor eksternal antara lain ekonomi, geografi, pendidikan, psikologilingkungandan agama. Faktor ekonomi lantaran keluarga tidak mampu mendapat pendapatan serta kekurangan pendapatan.
            Efendi (1993 : 114) Menurut Buku standar pelayaran minimal pelaayanan dan rehabilitas sosial pengemis, ada pula beberapa haal yang mempengaruhi seseorang sebagai pengemis, bisa di uraikan:
a.  Tingginya taraf kemiskinan
            Kemiskinan menyebabkan orang nir sanggup memenuhi kebutuhan dasar minmal menjangkau pelayanan umum sehingga nir bisa mengembangkan ehidupan langsung maupun kehidupan famili secara layak.
b.  Rendahnya tingkat pendidikan
            Tingkat pendidikan yang rendah bisa sebagai hambatan seorang buat memperoleh pekerjaan yang layak.
c.  Kurangnya kketrampilan kerja
            Kurangnya ketrampilan kerja menyebabkan seorang nir mampu memenuhi tuntunan pasar kerja.



8
Ada beberapa faktor budaya yang menghipnotis seseorang menjadi pengemis, yaitu:
1.  Rendahnya Harga diri pada sekelompok orang, yg mengakibatkan tidak dimilikinya rasa aib buat meminta-minta
2.  Sikap pasrah pada nasib mereka bahwa emiskinan serta kondisi mereka menjadi pengemis yaitu nasib, sebagai akibatnya nir terdapat kemauan buat melaksanakan perubahan.
tiga.  Kebebasan dan kesenangan hidup mereka yg mengemis. Ada suatu kenikmatan tersendiri bagi sebagian besar gelandangan, pengemis serta anak jalanan, karena mereka merasa nir menjai keliru satu mata pencaharian (Dirijen Pelayanan dan Rehabilitas Sosial Despos RI, 2005:7-8)

C.2    Penanggulangan Pengemis dan anak jalanan
usaha yang dilakukan buat menanggulangi pengemis harus saling mendukung satu sama lainya. Dengan demikian, output yg dicapai akan lebih aporisma.

C.dua.1    Usaha preventif
            Pertama, “Hilangkan Budaya Mengemis”. Pecahkan budaya mengemis yang elah beraurat akar dikalangkan para pengemis. Ini merupakan pekerjaan yang sangat berat. Apabila budaya ini tidak dihilangkan maka, apapun upaya yang telah dilakukan akan sia-sia saja. Banyak masalah dimana para pengemis yang telah dibawa serta dibina di Dinas Sosialkembali menjadi pengemis pada jalanan. Menghilangkan budaya mengemis merupakankunci primer buat mengatasi persoalan pengemis. Cara memecahkannya, mereka harus dimasukan ke “Motivation Camp” buat dibina, ditumbuhkan harga diri, kehormatan, kemuliaan diri, jati diri, dan kebanggaan sebagai insan mulia disisi Tuhan dan manusia lainnya. Dimanakegiatan mengemis itu bukanlahsesuatu yang mulia, tangan diataslah yg lebih mulia. Serta pendekatan kepercayaan sangat ditekankan pada pembinaan motivasi ini.
            Kedua, “Anak-anak pengemis Harus Belajar”. Berikan beasiswa pada anak pengemis serta tempatkan mereka pada asrama yang jauh menurut orang renta merekaa, sehingga budaya mengemis orang renta mereka tidak menurun pada mereka dan budaya gres menurut lingkungan barulah yg akan tertanam. Ini yaitu solusi buat memotong rantai budaya mengemis yang telah ditanamkan oleh orang renta mereka, dengan mengajak mengemis.
            Ketiga, “Berantas Kemiskinan Dengan Pendidikan”, atasi kemiskinan yang sebagai penyebab primer timbulnya para pengemis. Masalah kemiskinan wajib diatasi menggunakan cara anugerah pembinaan, pemberdayaan, pembinaan dan peluang buat berkembang dan maju. Bukan menggunakan memberi Raskin (Beras buat orang miskin), BLT (Bantuan Langsung Tunai), BLSM (Bantuan Langsung Sementara Masyarakat) pada para pengemis, lantaran hal ini hanya membuat ketergantungan pada pemerintah, malas, nir berdikari, dan lain sebagainya.


9
C.2.dua   Usaha Represif
            Pertama “Razia Pengemis Dadakan”. Razia pengemis secara dadakan, buat dimasukan ke Dinas Sosial semoga mampu training. Hal ini efektif buat menerima para pengemis yg berkeliaran disepanjang Alun-alun Tegal, karena letak yang bersahabat dengan lokasi Dinas Sosial.
C.2.tiga   Usaha Rehabilitatif
            Pertama, “Pelantikan Ketramilan Sesuai Kemampuan Mereka”. Bina serta latih mereka dengan ketrampilan yang sesuai dengan mereka. Berikan kemudahan yg mereka perlukan buat membuatkan kreatifitas yg mereka punya. Pelatihan ketrampilan usahakan sesuai dengan kemauan, kemampuan, jenis kelamin dan usia. Misal seseorang pengemis usia 60 tahun keatas mustahil dibina buat berguru kemampuan pertukangan atau meubel. Jadi, pelatihan ini pada khususkan kepada mereka yang usiannya produktif dan fisiknya mampu. Bagi mereka yg sudah lansia yang fisiknya tidak mampu, bisa dimasukan ke Panti Jompo/Sosial buat menerima pelayanan yg lebih baik. Bagi mereka yg sudah lolos uji ketrampilan dan dinyatakan bisa, diberikan surat kontrak bahwa nir akan mengemis lagi. Dan pelatihan ketrampilan ini tidak hanya sekali saja, namun beberapa kali semoga ketrampilan mereka terus berkembang.
            Kedua, “Buka Lapangan Kerja di Desa”. Para pengemis yg sudah menerima training dan dinyatakan lolos, tidak sekedar diberi sertifikan serta dibiarkan keluar begitu saja, akan tetapi mereka diberikan lapangan pekerjaan. Mereka akan dipulangkan ke kawasan atau desa asal mereka masing-masing. Kerawat desa bekerja sama menggunakan pemerintah tempat (Dinas Sosial) buat menciptakan lapangnan pekerjaan bagi para pengemis yg sudah menerima ketrampilan. Mengapa wajib desa asal mereka?. Karena menggunakan demikian kemungkinan para pengemis mengemis balik lagi ke Alun-alun Tegal sangatlah tipis. Dan lagi desa adalah loka tinggal awal mereka.
            Lapangan oekerjaan yang dibuka ibarat meubel, konveksi, bengkel, warung makan atau kantin. Jika mereka telah sanggup bekerja sendiri, maka mereka dianjurkan membuka lapangan perjuangan sendiri. Tentunnya kasus modal didapat berdasarkan penghasilan mereka yang teah terkumpul, pinjaman koperasi desa atau pemberian pemberdayaan menurut Dinas Sosial (Pemerintah daerah).
            Kita menjadi pelajar merupakan anggota masyarakan yg harusnya berperan aktif pada program penanggulangn pengemis ini. Seperti mengumpulkan pengemis anak atau anak jalanan buat diberikan pendidikan dan motivasi semoga tetap berguru sehingga sanggup keluar menurut rantai kemiskinan yg menuntut mereka mengemis. Kita sebagai pelajar bisa ikut berpartisipasi menerangkan peatihan dan pembinaan ketrampilan bagi pengemis. Kita sebagai rakyat juga sangat pada anjurkan semoga nir menunjukkan apapun pada pengemis, karena menampakan motivasi kepada pengemis buat terus mengemis.



10
BAB IV
PENUTUP
D.1   Kesimpulan
            Pengemis yaitu orang-orang yang menerima penghasilan dengan meminta-minta, melalui banyak sekali cara serta alasan buat mengharap belas kasihan menurut orang. Permasalahan pengemis sanggup diselesaikan sesuai menggunakan kondisi serta keadaan peminta-minta, beberapa faktor terjadinya pengemis serta pengemis belum dewasa yaitu faktor internal yaitu indifidu serta keluarga dan masyarakat, dan eksternal warga , yaitu pada kota-kota tujuan aktifitas pengemis. Faktor-faktor penyebab ini sanggup terjadi secara parsial serta pula secara gotong royong atau saling mempengaruhi antara satu faktor menggunakan faktor lainnya:
Faktor internal dan famili yg di maksudkan yaitu suatu keadaandi dalam diri individu dan keluarga pengemis yg mendorong mereka untu mengemis. Faktor faktor tersebut adaah: (i) Kemiskinan individu dan keluarga: yg mencangkup dominasi lahan yg terbatas serta tidak produktif, keterbatasan penguasaan aset produktif, keterbatasan penguasaan kapital bisnis; (ii) umur; (iii) rendahnya taraf pendidikan formal; (iv) ijin dari orang tua; (v) rendahnya taraf ketramplan (“life skiil”) buat program produktif; (vi00 perilaku mental; dan
Faktor-faktor eksternal mencangkup; (i) syarat hidrologis; (ii)kondisi pertanan; (iii) kondisi prasarana dan sarana fisik; (iv) saluran terhadap berita dan kapital usaha; (v) syarat permisif rakyat di kota; (vi) kelemaha penanganan pengemis serta belum dewasa jalanan
Upaya pengembangan dan peningkatan kualitas generasi bangsa nir bisa dilepaskan berdasarkan upaya menaikkan kesejahteraan warga dalam umumnya serta khususnya anak diwarnai dengan upaya pendalaman di bidan pendidikan, kesehatan, keagamaan, budaya, displin, dan ketrampilan kerja. Disisi lain stabilitas nasional yaitu gaambaran tentang keadaan yang mantab, stabil dan seimbang pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Anak jalanan atau pengemis akan memperkuat sendi-sendi kesejaheraan social serta stabilitas nasional kita pada masa yg akan tiba.











11
D.dua   Saran
Berdasarkan uraian pada atas, masala sosial yang ada pada alun-alun Tegal merupakan tanggung jawab bersama bukan hanya satu lembaga atau instansi tertentu saja. Lantaran beberapa lembaga serta instansi mampu bekerja sama buat menyelesaikannya. Selain itu, dalam hakikatnya satu instansi buksn berdiri sendiri melainkan saling keterkaitan. Dan masyarakan hendaknya memilikipemahaman buat ikut berpartisipasi pada menuntaskan perkara tersebut.
Penanganan masalah ini pada Alun-alun Tegal tidak sanggup dilepaskan berdasarkan penanganan kemiskinan itu sendiri, terutama jikalau ditinjau menurut sudut pandang daerah dari pengemis tadi. Memang, kemiskinan bukannlah satu-satunya penyebab terjadinya program tersebut namun jua sanggup menjadi akar penyebabnya. Oleh lantaran itu, beberapa cara lain pemecahan kasus yg berkenan menggunakan penanganan tersebut bisa dicermati dari dua aspek yaitu : 9i) kondsi pada daerah berasal; (ii) syarat diluar tempat asal. Prinsipnya yaitu upaya pencegaahan dilakukan didaerah dari sehingga mereka tidak terdorong buat meninggal desanya serta mencari penghasilan di kota dengan cara mengemis.
Sedangkan pada sisi lain, prinsipnya yaitu penanggulangan yaitu di tempat tujuan (ditempat kota Tegal). Pengemis serta anak jalanan yang beroprasi di loka tadi “harus” pada tanggulangi atau pada tangani sehingga mereka nir lagi tertarik buat sebagai pengemis dikota, lantaran tidak akan memperoleh penghasilan lagi.


























12
Daftar Pustaka
1. //id.wikipedeia.org/wiki/alun-alun
dua. Anonimus (1980). “Peraturan pemerintah No. 31/1980 tentang Penanggulangan Gelandangan serta pengemis, jakarta.
tiga. Undang-Undang Dasar 1945
4. //flash-reset.blogspot.com/search?Q=makalah-gelandangan-serta-pengemis
lima. //flash-reset.blogspot.com/search?Q=makalah-gelandangan-serta-pengemis
6. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Ofline)
7. //flash-reset.blogspot.com/search?Q=makalah-gelandangan-serta-pengemis


























13
Lampiran
Profil pengemis:
Ada dua pengemis belum dewasa yaitu:
       Nama pengemisnya TON, beliau Laki-laki yang berumur 12 tahun anak terakhir mempunyai dua saudara, ia tinggal pada daerah Mahera lebih kurang ddaerah Laut, bapaknya berjulukan Rudi sedangkan ibunya berjulukan Yana, pekerjaan bakpaknya menjadi seseorang tukang becak sedangkan ibunya seseorang pengemis jalanan,
Ia pernah sekolah Sekolah Dasar, saat naik ke kelas 4, ia berhenti sekolah lantaran faktor ekonomi.
Alasan dia sebagai seseorang pengemis atau anak jalanan ada kemauan sendiri atau ingin membantu orang renta mencari uang dengan menjadi seorang pengemis, Pengemis atau anak jalanan ini nir mau di foto jadi tidak ada lampiran foto.
       Yang satunya berjulukan YULI, dia wanita yg berumur sekitar 7-8 tahun, Ia tinggal di daerah pasar pagi kota Tegal kecamatan Tegal Tumur,
Orang tuanya berjulukan bunda Laraswati serta bapaknya berjulukan Toni,
Orang tuanya masih hayati, pekerjaan Bapaknya yaitu bapak Toni sebagai seseorang tukang becak, sedangkan ibunya Laraswati nir memiliki pekerjaan atau sebagai seorang  pengemis jalanan di alun-alun Tegal
Ia nir pernah sekolah sejak dia mini lantaran faktor ekonomi orang tuanya.
Karena nir ada jalan lain, maka beliau menjadi seorang pengemis ibarat ibunya, beliau meminta-minta uang pada sepanjang alun-alun Tegal mengikuti ibunya yg sebagai pengemis.
Alasan dia mengemis lantaran kemauan sendiri atau ingin membantu orang tua, akan tetapi itu tidak tau sahih ata salah lantaran masih mini .



Sekiaaan berdasarkan saya yg share ni makalah kerja sekolah...
Baarang kali bikin resah dll maafnya aja yah....

Wassalamualaikum wr wb ...









Makalah Sosiologi Fenomena Sosial Pengemis Dan Anak Jalanan Di Kota X Terbaru 2019Assalamualaikum wr wb hay agan agan ... ini pertama kalinya aku menciptakan sebuah makalah buat kondisi kelulusan, daripada njamur di sto...

Artikel Terkait

Berikan Komentar

  1. Untuk menulis kode gunakan <i>KODE</i>
  2. Untuk menyisipkan kode ke dalam Syntax Highlighter gunakan <em>KODE YANG LEBIH PANJANG</em>
  3. Kode harus di-parse terlebih dulu agar bisa ditulis.
  4. Centang Notify me untuk mendapatkan notifikasi balasan komentar melalui Email.
histats