Faktor dan Dampak Akibat dari Tawuran
Latar Belakang
Tawuran saat ini ini sudah tidak lagi menjadi pemberitaan dan pembicaraan yang asing lagi di telinga kita . Bahkan,hampir setiap hari ada saja media yang menayangkan kasus-kasus tawuran.Tawuran yang berkaitan dengan tindak kekerasan bisa terjadi di kalangan pelajar terutama yang notabenenya adalah generasi bangsa yang akan mengambil alih tampuk kepemimpinan nantinya,apabila bila mereka sekarang sudah terbiasa dengan tindak kekerasan maka bagaimana jadinya bangsa kita ini nantinya.
Tawuran pelajar bukan hal yang bisa dianggap enteng,tawuran pelajar sekarang tidak hanya terjadi di kota-kota besar saja melainkan juga menjalar ke daerah-daerah.Permasalahan remeh dapat menyulut pertengkaran individual yang berlanjut menjadi perkelahian massal dan tak jarang melibatkan penggunaan senjata tajam,senjata api dan sebagainya.
Kasus tawuran tidak hanya terjadi di golongan remaja tingkat sekolah saja tetapi baru-baru ini juga terjadi tawuran antar mahasiswa.
Dewasa ini,kekerasan sudah dianggap sebagai pemecah masalah yang sangat efektif yang dilakuka oleh para remaja.Hal ini seolah menjadi bukti nyata bahwa seorang yang terpelajar pun leluasa melakukan hal-hal yang bersifat anarkisme dan premanisme.Tentu saja perilaku buruk ini tidak hanya merugikan orang yang terlibat dalam perkelahian itu sendiri tetapi juga merugikan orang lain yang tidak terlibat secara lagsung.
Tujuan Penulisan
Tujuan
penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah ISD dan untuk
meningkatkatkan pengetahuan penulis dalam memahami dampak akibat dari tawuran.
Definisi Tawuran
Dalam kamus Bahasa Indonesia “tawuran” dapat diartikan sebagai perkelahian yang meliputi banyak orang.Sedangkan “Pelajar” adalah seorang manusia yang belajar.Sehingga Pengertian Tawuran Pelajar adalah Perkelahian yang dilakukan oleh sekelompok orang yang mana perkelahian tersebut dilakukan oleh orang yang sedang belajar.
Jadi Tawuran secara luas adalah tindakan agresi(perkelahian) yang dilakukan oleh suatu kelompok terhadap kelompok lainnya yang dimaksudkan untuk menyebabkan penderitaan/menyakiti orang lain bahkan merusak.
Pengertian Tawuran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), “tawuran adalah perkelahian massal atau perkelahian yang dilakukan beramai-ramai”. Berdasarkan definisi tersebut, maka tawuran pelajar dapat diartikan sebagai perkelahian yang dilakukan secara massal atau beramai-ramai antara sekelompok pelajar dengan sekelompok pelajar lainnya.
Menurut Mansoer (dikutip dalam Solikhah, 1999) “perkelahian pelajar atau yang biasa disebut dengan tawuran adalah perkelahian massal yang merupakan perilaku kekerasan antar kelompok pelajar laki-laki yang ditujukan pada kelompok pelajar dari sekolah lain”.
Penyebab Tawuran
Faktor keluarga. Berikut ini adalah salah satu faktor penyebab tawuran, yaitu faktor keluarga: a. Adanya parenting yang otoriter, di mana dalam pengasuhan dipenuhi dengan tindakan kekerasan terhadap anak; b. Adanya kekerasan yang terjadi antar orangtua, misalnya orangtua kurang harmonis, sering bertengkar dan melakukan tindak kekerasan.
Faktor sekolah. Sekolah merupakan salah satu faktor penyebab tawuran, berikut ini faktor-faktor penyebab tawuran dari lingkungan sekolah: a. Adanya kualitas pengajaran yang kurang memadai dan kurang menunjang proses belajar; b. Adanya guru yang lebih berperan sebagai penghukum dan pelaksana aturan, serta sebagai tokoh otoriter yang seringkali menggunakan kekerasan dalam “proses pembelajaran” dan “mendidik” siswanya.
Faktor lingkungan. Berikut ini faktor-faktor dari lingkungan sekitar bisa terjadinya tawuran: a. Adanya lingkungan yang sempit dan kumuh, anggota lingkungan yang berperilaku buruk, misalnya: pemakai narkoba, zat adiktif, pemerasan, pengeroyokan, dan tindakan brutal lainnya; b. Lingkungan kota (tempat tinggal) yang penuh kekerasan yang hampir setiap hari, setiap saat disaksikan oleh para remaja, seperti: tayangan buser, TKP, paroli, dll.; d. Adanya kelompok sebaya (geng) yang berprilaku tidak baik.
Perbedaan persepsi. Dalam menghadapi suatu masalah, jika terjadi perbedaan persepsi maka hal itu dapat menyebabkan munculnya konflik.
Sumber Konflik
Menurut Smith (dikutip dalam Sopiah, 2008), sumber terjadinya konflik adalah masalah komunikasi, struktur organisasi dan faktor manusia.
Masalah komunikasi. Yang bisa terjadi pada masing-masing atau gabungan dari unsur-unsur komunikasi, yaitu sumber komunikasi, pesan, penerima pesan dan saluran.
Struktur organisasi. Secara potensial dapat memunculkan konflik. Dalam organiasasi mempunyai tujuan, kepentingan dan program sendiri-sendiri yang seringkali berbeda dengan yang lain.
Faktor manusia. Sifat dan kepribadian manusia satu dengan yang lain berbeda dan unik. Hal ini berpotensi memunculkan konflik.
Akibat tawuran
Akibat dari tawuran yaitu luka-luka karena terkena batu yang dilempar oleh musuh atau terkena ikat pinggang salah satu musuh. Tawuran juga menimbulkan dampak berupa hukuman dari sekolah. Hukuman dari sekolah dapat memberian efek jera bagi para pelajar, seperti skorsing atau bahkan dikeluarkan dari sekolah atau Drop Out (D.O). Masuk penjara juga merupakan akibat dari tawuran. Jika tertangkap polisi dan dianggap membahayakan maka akan terkena Pasal 351 ayat 3 dengan hukuman 7 tahun penjara, Pasal 170 ayat 2 ketiga E dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara, dan yang paling parah Pasal 338 dengan ancaman 15 tahun penjara. Lebih parah akibat dari tawuran yaitu kehilangan nyawa. Sudah banyak korban-korban yang kehilangan nyawa akibat mengikuti tawuran.
Menghindari Tawuran
Cara menghindari tawuran yaitu, tidak terpengaruh lingkungan sekitar, menolak ajakan teman yang ingin kita mengikuti tawuran; hindari senior yang suka mengajak tawuran, menghindar jika bertemu atau melihat senior yang suka mengajak tawuran; sepulang sekolah langsung pulang ke rumah, jika bel pulang sekolah sudah berbunyi, jangan terlalu sering kumpul bersama teman-teman; melakukan kegiatan positif, seperti mengikuti ekstrakurikuler.
Kesimpulan
Faktor yang menjadi penyebab tawuran pada generasi muda tidaklah hanya datang dari diri individu itu sendiri melainkan juga terjadi karena faktor lainnya yang datang dari luar individu.
Para pelajar yang umumnya masih muda memiliki kecenderungan melakukan hal-hal yang diluar dugaan yang mana kemungkinan dapat merugikan dirinya sendiri dan orang lain maka inilah peran orang tua dituntut untuk dapat mengarahkan dan mengingatkan anaknya jika sewaktu-waktu melakukan kesalahan.
Keteladan seorang guru juga tidak dapat dilepaskan.Guru sebagai pendidik bisa dijadikan instruktur dalam pendidikan kepribadian para siswanya agar menjadi insan yang lebih baik.Begitupun dalam mencari teman sepermainan.Sang anak haruslah diberikan pengarahan dari orang dewasa agar mampu memilih teman yang baik.
Selanjutnya masyarakat sekitar pun harus bisa membatu para generasi muda ini mengembangkan potensinya dengan cara mengakui eksistensinya.
Saran
Saran dalam menyikapi masalah tawuran ini terutama tawuran pelajar diatas penulis memberikan saran diantaranya :
a. Keluarga sebagai awal pembentuk kepribadian seseorang harus mampu membentuk pola perilaku dan pola pikir yang baik agar terciptanya suatu lingkungan yang baik sekali untuk seorang remaja yang mencari jati dirinya.
b. Masyarakat mesti menyadari akan perannya dalam menciptakan situasi yang kondusif jauh dari kericuhan.
c. Pendidikan formal sudah semestinya memberikan pelayanan yang baik untuk membantu para pelajar mengembangkan yang bukan hanya dibidang intelektual saj tetapi dibidang lainnya agar potensi yang ada dapat tersalurkan ke arah yang positif.
Berikan Komentar
<i>KODE</i>
<em>KODE YANG LEBIH PANJANG</em>
Notify me
untuk mendapatkan notifikasi balasan komentar melalui Email.