Apakah anda sering kali menggunakan layanan Google? Pernah pakai gadget buatan Google?
Google telah gak asing lagi masyarakat milenial, apalagi yang sudah mengakibatkan internet sebagai satu dari gaya hidup. Bahkan, tanpa disadari anda memakai layanan Google setiap hari lewat Android.
Selain layanan dalam bentuk software, Google pula memiliki sejumlah gadget menarik. Sayangnya, tak semua produk buatan Google bisa berhasil.
Nah, di artikel ini Jaka bakal bahas beberapa gadget dan produk Google lainnya yang gagal di pasaran.
Produk Buatan Google yang Gagal dan Gak Laku
Google adalah sebuah perusahaan multinasional asal Amerika Serikat yang bergerak dalam jasa serta produk internet. Perusahaan ini pertama kali didirikan dalam 1998 oleh Larry Page dan Sergey Brin.
Perusahaan ini kini berdiri di bawah naungan Alphabet Inc. Dan memiliki sejumlah layanan berupa software dan hardware. Salah satu produk paling laku yg dimilikinya adalah Android serta Pixel.
Keberadaan Google saat ini sangat penting, apalagi urusan mesin pencari. Begitu juga dengan sistem operasi smartphone Android yg selalu menjadi andalan banyak orang.
Namun, tak semua produk Google sanggup berhasil dan dijalankan oleh banyak orang. Bahkan, ada puluhan produk yg sampai gugur di tengah jalan karena tak laris.
Seperti produk Google berikut adalah yang masuk pada kategori gagal dan tidak laku di pasaran:
1. Google Glass
Pertama adalah Google Glass yg pertama kali diperkenalkan oleh para developer dalam Februari 2020, tak lama sehabis itu kemudian dijual secara komersil.
Produk ini dikembangkan oleh Google X atau X yg menginginkan sebuah kacamata dengan sistem Android di dalamnya. Melalui kacamata ini, pengguna bisa merekam video atau foto melalui kamera 5MP.
Walau terlihat canggih, namun teknologi ini banyak dikecam lantaran bisa mengganggu aturan privasi dan keamanan masyarakat kurang lebih.
Sehingga dalam tahun 2020, produk ini berhenti diproduksi serta diganti menjadi Google Glass Enterprise Edition.
2. Chromecast Audio
Selanjutnya adalah Chromecast Audio yg adalah sebuah media caster. Produk ini pertama kali dirilis pada 2020, Chromecast Audio digunakan sebagai aksesoris buat menghubungkan media elektronik bersama non-smart speaker.
Musik digital yang ditangkap oleh perangkat ini nantinya akan disalurkan ke speaker melalui port 3.5mm. Sayangnya, Google menghentikan produksinya dalam Januari 2020 lalu.
3. Chromebook Pixel
Laptop ini ditenagakan oleh prosesor Intel Core i5 beserta pilihan RAM sampai 8GB. Uniknya, laptop ini mempunyai rasio layar 3:2 yang cukup aneh buat laptop modern.
Sayangnya, laptop ini tidak laku di pasaran lantaran beberapa hal. Salah satunya merupakan harga yg mahal serta tak seluwes OS Microsoft.
4. Google Nexus
Nah, kalau Google Nexus ini adalah lini smartphone milik Google sebelum Google Pixel. HP ini memakai sistem operasi Stock Android dan menggunakan spesifikasi yg mumpuni.
Google Nexus pula dijual beserta harga yang cukup terjangkau, HP ini mendapat versi pertamanya dalam 2010 serta berhenti dalam tahun 2020 beserta varian Nexus 5.
Pihak Google memang tidak menghentikan seri Nexus secara resmi. Tetapi, sehabis tidak ada kabar selama 3 tahun serta keluarnya Google Pixel, maka bisa dipastikan Nexus sudah mati.
5. Project Ara
Smartphone pada umumnya hanya memiliki ciri khas sendiri yang tak bisa diubah. Tetapi, berbeda dengan model HP modular yang dibentuk secara khusus agar bisa dipasangkan sejumlah aksesoris.
Begitu juga beserta Project Ara yang dibuat beserta konsep untuk membentuk sebuah HP yg sanggup diupgrade per bagian. Tadinya, HP ini akan dijual bersama harga dasar 100 USD atau Rp1,4 juta.
Sayangnya, proyek yang ingin dirilis secara komersil dalam 2020 ini dibatalkan dengan penyebab yg tidak diketahui. Sehingga Project Ara merupakan salah satu proyek Google kece yg gagal.
6. Nexus Q
Selanjutnya merupakan Nexus Q yg dikembangkan oleh Google sebagai perangkat digital media player yang dilengkapi bersama fitur canggih seperti NFC serta Android Beam untuk mengontrolnya.
Nexus Q pertama kali dirilis dalam 2012 serta dijual pertama kali dengan harga yang sangat tinggi sampai 300 USD atau Rp4,2 jutaan. Tentu banyak orang yang mengecam lantaran harganya.
Entah apa alasan resminya, Nexus Q mengalami delay pada launching pertamanya. Tak hanya itu, perangkat ini juga hilang dari daftar produk di website Google Play. Mengenaskan!
7. Nexus Player
Kali ini, Google memasang harga yang jauh lebih terjangkau dalam produknya. Walau begitu, Nexus Player kembali gagal buat bersaing serta akhirnya dihentikan penjualannya pada 2020.
Setelah dua kali gagal dalam memproduksi dan memasarkan sebuah produk digital media player, apakah Google masih berani buat membuat produk baru lainnya?
8. Google Allo
Setelah beroperasi sejak tahun 2020 silam, Google akhirnya secara resmi menutup aplikasi chatting buatannya yaitu Google Allo pada bulan Maret lalu.
Kegagalan Google Allo sendiri dikarenakan aplikasi ini nggak mampu memenuhi impian pengguna dan minimnya sambutan yg mereka dapatkan.
Di samping itu semua, kemunculan Google Allo juga sempat menuai kritik pedas dari mantan pegawai NSA, Edward Snowden yg berkata bahwa aplikasi ini merekam semua pesan dan riwayat percakapan penggunanya.
9. Project Tango
Diperkenalkan dalam 2020 lalu sebagai penyedia solusi Augmented Reality (AR) bagi perangkat smartphone atau tablet, Project Tango sayangnya wajib dilarang oleh Google dalam Maret 2020.
Keputusan Google buat menghentikan Project Tango di tengah tren AR yang sedang berkembang tersebut bukan tanpa alasan, pasalnya dikala itu Google sedang mempersiapkan serta serius pada suksesor Project Tango, ARCore.
Smartphone bersama kemampuan Tango sendiri memungkinkan perangkat tadi menampilkan citra 3D dalam layar, mirip mirip dengan kemampuan yg dimiliki oleh peranti HoloLens yg dikembangkan Microsoft.
10. Google Spaces
Dilucurkan dalam tahun 2020 lalu, Google Speces merupakan salah satu aplikasi pesan buatan Google yg memungkinkan pengguna buat membuat grup chat pribadi buat menyebarkan link foto serta video.
Bukan cuma itu saja, aplikasi ini juga memberikan fitur integrasi langsung dengan YouTube, Chrome, dan mesin pencari Google yg menjadi salah satu nilai jual utamanya.
Sayang, aplikasi ini lalu wajib ditutup pada April 2020 karena kurang menerima respon baik dari pengguna.
11. Google Buzz
Digadang-gadang hadir buat menyaingi media sosial Facebook dan Twitter, siapa sangka kalau ternyata nasib Google Buzz justru berakhir menyedihkan.
Diluncurkan dalam tahun 2010, Google Buzz merupakan platform jejaring sosial yang terintegrasi dengan layanan Gmail dan memungkinkan penggunanya buat berbagi foto, video, link, dan konten lainnya kepada pengguna lain yg terdapat di hubungan Gmail.
Sayangnya, lantaran pertarungan privasi pengguna yg sulit diselesaikan serta ketidakmampuannya buat bersaing beserta platform media sosial lain, Google Buzz akhirnya ditutup dalam Oktober 2011 kemudian.
12. Google Plus
Masih beserta niat yg sama yaitu buat membangun media sosial yang sanggup menyaingi Facebook, sayangnya hal itu pulang gagal dilakukannya.
Seiring bersama bermunculannya aplikasi maupun fitur baru yang ditawarkan oleh media sosial lain, hal itu menciptakan Google Plus jadi sepi pendaftar.
Alhasil, dalam April 2020 lalu Google akhirnya mengumumkan buat mengentikan penggunaan Google Plus karena rendahnya jumlah pengguna. Ditutupnya aplikasi Google Plus ini pun semakin menambah ramai daftar aplikasi paling gagal yg pernah dirilis.
13. Google Compare
Sesuai dengan namanya, Google Compare merupakan sebuah layanan yg memungkinkan pengguna buat membandingkan berbagai hal mirip dengan situs belanja online, asuransi mobil, kartu kredit, serta hal serupa lainnya.
Meskipun memberikan fitur yg sangat berguna, tapi Google justru menetapkan buat mengehentukan layanan Google Compare pada Maret 2020 kemudian.
Penutupan Google Compare sendiri terpaksa dilakukan lantaran kabarnya layanan ini tidak cukup berhasil menarik minat pengguna serta pendapatan yg dihasilkannya pun sangat minim.
14. Hangouts on Air
Keputusan Google buat menutup layanan Hangouts on Air sendiri kabarnya dikarenakan jumlah streamer yang memakai layanan YouTube Live jauh lebih pesat dibandingkan bersama Hangouts on Air.
Layanan Hangouts on Air sendiri sempat terkenal dan bahkan pernah dipakai oleh orang penting sekelas Barack Obama serta Pope Farncis.
15. Picasa
Diakusisi oleh Google dalam tahun 2004 silam, Picasa berhasil menjadi satu dari aplikasi fotografi yg paling banyak digunakan dikala itu.
Menawarkan fasilitas edit foto serta video yg praktis dan mudah digunakan, menjadi salah satu alasan kenapa aplikasi ini begitu menarik di mata penggunanya.
Sayang, keberhasilan yg diraih oleh Picasa ini nggak berlangsung lama/ Pada tahun 2020 Google akhirnya resmi menutup aplikasi ini dan menyarankan pengguna untuk bermigrasi ke aplikasi Google Photos.
Kegagalan Picasa sendiri kabarnya karena kalah saing dengan aplikasi edit foto serta video dari pengembang lain.
16. MyTracks
Dirilis dalam tahun 2009, My Tracks adalah aplikasi tracking GPS yang memungkinkan pengguna buat merekam kecepatan, jarak, jalur, dan elevasi penggunanya secara real-time.
Tak hanya itu, data tersebut pula bisa dibagikan ke jejaring sosial atau mensinkronisasikannya beserta sensor bio-metrik pihak ketiga.
Namun, aplikasi ini kemudian terpaksa ditutup oleh Google pada April 2020 lalu tanpa alasan yang terperinci.
17. Panoramio
Buat kamu yg mungkin masih asing bersama produk Google satu ini, Panoramio merupakan layanan buat menyebarkan foto yg terintegrasi bersama aplikasi Google Maps dan Google Earth.
Sayang, produk Google satu ini wajib ditutup dalam tahun November 2020 tanpa alasan yg belum terperinci kenapa.
Google Panoramio sendiri pertama kali dirilis pada Oktober 2005 silam dan cukup mempunyai banyak penggemar.
18. Google Wave
Sempat digadang-gadang akan bisa menggantikan email, nyatanya Google Wave justru menjadi satu dari produk protesis Google yang mengalami kegagalan.
Kegagalan tadi diakibatkan oleh penggunaannya yang dinilai cukup membingungkan bagi sebagian besar pengguna.
Akhirnya, setelah diluncurkan pada tahun 2009 kemudian, penggunaan layanan Google Wave resmi dihentikan di tahun berikutnya.
Google Wave sendiri menawarkan fungsi yang hampir mirip bersama aplikasi Hangout, di mana aplikasi ini memungkinkan penggunanya buat saling mengirim pesan dan bahkan mengedit dokumen.
Baca Juga
- Deretan Produk Google yang Gagal di Pasaran
- Google Ternyata Punya 6 Produk yang Gak Laku di Pasaran
- 18 Produk Buatan Google yang Gagal dan Gak Laku Kalah
- 10 Produk Gagal Dari Perusahaan Teknologi Ternama
- Ini 7 Handphone yang Gagal Total di Pasaran padahal
- span classFCUp0c rQMQodspanspan
- Gagal di pasaran 11 produk ini jadi penghuni museum produk
- Dari Meledak Hingga Gak Laku Inilah 7 Smartphone yang
- Deretan HP canggih tapi gagal di pasaran
- Tak Hanya Google Plus 5 Produk Google Ini Juga Tak Laku
Penutup
Itu beliau gadget buatan Google yang gagal serta tidak laku di pasaran, kamu pernah mempunyai salah satu produk yg ada dalam daftar, geng?
Tuliskan pendapat anda di kolom komentar, ya. Sampai jumpa di artikel selanjutnya!
Berikan Komentar
<i>KODE</i>
<em>KODE YANG LEBIH PANJANG</em>
Notify me
untuk mendapatkan notifikasi balasan komentar melalui Email.