Perancangan Basis Data - Sebelum
menjelaskan tentang pengertian perancangan basis data, mari kita ulas terlebih
dahulu apa itu database management system. Berdasarkan pendapat Connoly
(2002,p16), Database Management System merupakan sistem software yang
dapat mendefinisikan, membuat, memelihara dan mengontrol akses ke basis data.
Fasilitas yang disediakan oleh DBMS merupakan:
Dapat mendefinisikan basis data dengan menggunakan Data
Definition Language (DDL). DDL dapat memberi fasilitas kepada pengguna
untuk menspesifikasikan tipe data, struktur dan batasan aturan mengenai data
yang bisa disimpan ke dalam basis data.
Pengguna dapat menambah, mengedit, menghapus dan mendapatkan
kembali data dengan menggunakan data manipulation language.
Dapat mengontrol akses ke basis data, yaitu mencegah
pengguna tanpa otoritas, sistem integrasi untuk memelihara konsistensi
penyimpanan data, sistem control untuk memperbolehkan pengguna untuk
akses, sistem kontrol untuk pengembalian data yang bisa mengembalikan data ke
keadaan semula apabila ada kegagalan software atau hardware, catalog yang
dapat diakses pengguna yang mendeskripsikan data dalam basis data.
Keuntungan perancangan basis data:
- Konsistensi data
- Pengontrolan duplikasi data
- Semakin banyak informasi yang didapat dari data yang sama
Perancangan basis data adalah proses membuat perancangan untuk basis data yang akan
mendukung operasi dan tujuan perusahaan (Connolly,2002,p279). Untuk merancang
suatu basis data, digunakan metodologi-metodologi yang membantu dalam tahap
perancangan basis data. Metodologi perancangan merupakan pendekatan struktur
dengan menggunakan prosedur, teknik, alat, serta bantuan dokumen untuk membantu
dan memudahkan dalam proses perancangan. Dengan menggunakan teknik metode
disain ini dapat membantu dalam merencanakan, mengatur, mengontrol, dan
mengevaluasi database development project (Connolly,2002,p418).
Proses dalam metodologi perncangan dibagi menjadi tiga tahap
:
- Conseptual Database Design
- Logical Database Design
- Physical Database Design
- Conceptual Database Design
Conceptual database design merupakan proses membangun
suatu model berdasarkan informasi yang digunakan oleh perusahaan atau
organisasi, tanpa pertimbangan perencanaan fisik (Connolly,2002,p419).
Langkah pertama : Membuat local conceptual data model untuk
setiap pandangan yang spesifik. Local conceptual data model terdiri
dari :
a. Entitiy types
Berdasarkan pendapat Connoly (2002,p331), entity types merupakan
kumpulan objek yang mempunyai karakteristik yang sama, dimana telah
diidentifikasi oleh perusahaan.Berdasarkan pendapat Silberschatz (2002,p27), entity
types merupakan kumpulan dari entity yang memiliki tipe dan
karakteristik yang sama.
Entity dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
- · Strong Entity : entity yang keberadaannya tidak tergantung kepada entity lain (Fathansyah,1999,p94).
- · Weak entity : entity yang keberadaannya tergantung dari entity lain (Fathansyah,1999,p94).
Sebagai contoh merupakan entity mahasiswa dengan orang
tua. Dimana mahasiswa merupakan strong entity dan orang tua merupakan weak entity karena
keberadaan entity orang tua tergantung dari entity mahasiswa.
b. Relationship types
Berdasarkan pendapat Connolly (2002,p334) definisi dari relationship
types merupakan kumpulan antar entity yang saling berhubungan
dan mempunyai arti.
c. Attribute dan attribute domains
Attribute merupakan karakteristik dari suatu entity atau
relasi (Connolly,2002,p338). Setiap attribute diperbolehkan untuk
memiliki nilai yang disebut dengan domain. Attribute domains merupakan
kumpulan dari nilai-nilai yang diperbolehkan untuk satu atau lebih attribute.
Ada beberapa jenis dalam attribute :
· Simple attribute dan Composite attribute
Simple attribute merupakan attribute yang
terdiri dari komponen tunggal dimana attribute tersebut tidak dapat
dipisahkan lagi, sedangkan composite attribute merupakan attribute yang
masih dapat dipisahkan menjadi beberapa bagian. Contoh dari simple
attribute merupakan nama_barang sedangkan untuk composite attribute merupakan
alamat pada entity mahasiswa, karena dalam alamat bisa dibagi menjadi
bagian entiti jalan, entiti kode_pos dan entiti kota (Silberchatz,2002,p29).
· Single-valued attribute dan Multi-valued
attribute
Single-valued attribute merupakan attribute yang
memiliki satu nilai pada setiap entity, sedangkan multi-valued
attribute merupakan attribute yang mempunyai beberapa nilai pada
setiap entity (Connolly,2002,p340). Contoh dari single-valued
attribute merupakan Nim, nama_Mhs, tanggal_lahir, dan lain-lain. Sedangkan
untuk multi-valued attribute contohnya merupakan jam_pelajaran, hobi,
dan lain-lain.
· Derived attribute
Derived attribute merupakan attribute yang
nilai-nilainya diperoleh dari hasil perhitungan atau dapat diturunkan dari attribute lain
yang berhubungan (Silberschatz,2002,p30). Contohnya merupakan attribute umur
pada entity mahasiswa dimana attribute tersebut diturunkan
dari attribute tanggal_lahir dan tanggal_hari_ini.
d. Primary key dan alternate keys
Primary key merupakan key yang telah menjadi candidate
key yang dipilih secara unik untuk mengidentifikasi suatu entity
types. Candidate key merupakan kumpulan attribute minimal
yang unik untuk mengidentifikasikan suatu entity types (Connolly,2002,p340).
Alternate key merupakan key yang digunakan
sebagai alternatif dari key yang telah didefinisikan
(Fathansyah,1999,p104).
e. Integrity constraints
Integrity constraints merupakan batasan-batasan yang
menentukan dalam rangka melindungi basis data untuk menghindari terjadinya inconsistent.
(Connolly,2002,p457).
Pada tahap conceptual model, langkah-langkah yang
dilakukan merupakan sebagai berikut :
a. Mengidentifikasi entity types
Bertujuan untuk menentukan entity types utama yang
dibutuhkan. Menentukan entity dapat dilakukan dengan memeriksa user’s
requirement specification. Setelah terdefinisi, entity diberikan nama
yang tepat dan jelas seperti mahasiswa, dosen, mata_kuliah.
b. Mengidentifikasikan relationship types
Bertujuan untuk mengidentifikasi suatu relationship yang
penting yang ada antar entity yang telah diidentifikasi. Nama dari
suatu relationship menggunakan kata kerja seperti mempelajari,
memiliki mempunyai dan lain-lain.
c. Mengidentifikasi dan menghubungkan attribute dengan entity atau relationship
types
Bertujuan untuk menghubungkan attribute dengan entity atau relationship yang
tepat. Attribute yang dimiliki setiap entity atau relationship memiliki
identitas atau karakteristik yang sesuai dengan memperhatikan attribute berikut
: simple/composite attribute, single/multi-valued attribute dan derived
attribute.
d. Menentukan attribute domain
Bertujuan untuk menentukan attribute domain pada conceptual
data model. Contohnya yaitu menentukan nilai attribute jenis_kelamin
pada entity mahasiswa dangan ‘M’ atau ‘F’ atau nilai attribute sks
pada entity mata_kuliah dengan ‘1’, ’2’, ‘3’ dan ‘4’.
e. Menentukan candidate key dan primary
key attributes
Bertujuan untuk mengidentifikasi candidate key pada
setiap entity dan memilih primary key jika ada lebih dari satu candidate
key. Pemilihan primary key didasari pada panjang dari attribute dan
keunikan key di masa datang.
f. Mempertimbangkan penggunaan enhance modeling
concepts (pilihan)
Pada langkah ini bertujuan untuk menentukan specialization, generalization, aggregation, composition.
Dimana masing-masing pendekatan dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan yang
ada.
Specialization dan generalization merupakan
proses dalam mengelompokan beberapa entity dan menghasilkan entity yang
baru. Beda dari keduanya merupakan cara prosesnya, dimana spesialisasi
menggunakan proses top-down dan generalisasi menggunakan proses bottom-up.
Aggregation menggambarkan sebuah entity types dengan
sebuah relationship types dimana suatu relasi hanya akan ada jika
telah ada relationship lainnya.
g. Mengecek redundansi
Bertujuan untuk memeriksa conceptual model untuk
menghindari dari adanya informasi yang redundan. Yang dilakukan pada langkah
ini merupakan :
· Memeriksa kembali one-to-one relationship.
Setelah entity diidentifikasikan maka kemungkinan
ada dua entity yang mewakili satu objek. Untuk itu dua entity tersebut
harus di-merger bersama. Dan jika primary key-nya berbeda maka harus
dipilih salah satu dan lainnya dijadikan alternate key.
· Menghilangkan relasi yang redundansi.
Untuk menekan jumlah model data, maka relationship data
yang redundan harus dihilangkan.
h. Memvalidasi conceptual model dengan
transaksi.
Bertujuan untuk menjamin bahwa conceptual data model mendukung
kebutuhan transaksi. Dengan menggunakan model yang telah divalidasi tersebut,
dapat digunakan untuk melaksanakan operasi secara manual. Ada dua pendekatan
yang mungkin untuk mejamin bahwa local conceptual data model mendukung
kebutuhan transaksi yaitu :
· Mendeskripsikan transaksi
Memeriksa seluruh informasi (entities, relationship,
dan attribute) yang diperlukan pada setiap transaksi yang disediakan oleh
model dengan mendokumentasikan penggambaran dari tiap kebutuhan transaksi.
· Mengunakan transaksi pathways
Pendekatan kedua, untuk memvalidasi data model dengan
keperluan transaksi yang melibatkan diagram yang mewakili pathways diambil
dari tiap transaksi secara langsung yang terdapat pada E-R diagram
menggambarkan komponen-komponen dari entity dan relasi yang masing-masing
dilengkapi dengan attribute-attribute yang merepresentasikan seluruh
fakta dari real-world yang kita tinjau (Fathansyah,1999,p79).
Sedangkan berdasarkan pendapat Silberschartz (2002,p42), E-R diagram dapat
menyatakan keseluruhan struktur logical dari basis data dengan
menggunakan bagan.
i. Melihat kembali conceptual data model dengan
pengguna.
Bertujuan untuk melihat kembali conceptual model dan
memastikan bahwa data model tersebut sudah benar.
Logical Database Design
Logical database design merupakan proses pembuatan
suatu model informasi yang digunakan pada perusahan berdasarkan pada model data
yang spesifik, tetapi tidak tergantung dari Database Management System (DBMS)
yang khusus dan pertimbangan fisik yang lain (Connolly,2002,p441).
DBMS merupakan software yang memungkinkan pemakai
untuk mendefinisi, membuat, memelihara, dan mengontrol akses ke basis data
(Connolly,2002,p16). Fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh DBMS antara lain
:
1. Memperbolehkan user untuk mendefinisikan
basis data.
2. Memperbolehkan user untuk menambah ,
mengubah, dan menghapus serta mengambil data dari basis data.
3. Menyediakan kontrol akses ke basis data. Seperti security, integrity, concurrency
control, recovery control system dan user-accessible catalog.
Langkah kedua : membuat dan memvalidasi local logical
data model untuk setiap pandangan. Bertujuan untuk membuat local
logical data model dari local conceptual data model yang
mempresentasikan pandangan khusus dari perusahaan dan memvalidasi model
tersebut untuk menjamin kebenaran strukturnya (dengan menggunakan teknik
normalisasi) dan menjamin bahwa model tersebut mendukung kebutuhan transaksi.
Berdasarkan pendapat Conolly (2002,p376), normalisasi
merupakan suatu teknik untuk menghasilkan suatu relasi yang sangat diperlukan
dimana kebutuhan datanya diberikan oleh perusahaan. Dalam proses normalisasi
membutuhkan beberapa tahap untuk dapat diimplementasikan. Tahap-tahap
normalisasi berdasarkan pendapat (Conolly,2002,p387) merupakan :
a. Bentuk tidak normal (UNF)
Merupakan bentuk normalisasi dimana terdapat tabel yang
memiliki satu atau lebih data yang berulang.
b. Bentuk normal pertama (1NF)
Merupakan bentuk normalisasi dimana data yang dikumpulkan
menjadi satu field yang sifatnya tidak akan berulang dan tiap field mempunyai
satu nilai.
c. Bentuk normal kedua (2NF)
Merupakan bentuk normalisasi dimana field yang
bukan kunci tergantung secara fungsi pada suatu primary key.
d. Bentuk normal ketiga (3NF)
Merupakan bentuk normalisasi dimana tidak ada field yang
bukan primary key tergantung transitive kepada primary
key.
e. Bentuk BCNF (Boyce-Codd Normal Form)
Merupakan bentuk normalisasi dimana jika dan hanya jika
setiap determinant merupakan candidate key.
Pada perancangan model logical langkah kedua,
tahapan-tahapannya merupakan :
Menghilangkan features yang tidak compatible dengan
model relasional (pilihan). Bertujuan untuk menghasilkan model yang kompatibel
dengan model relasional. Yaitu dengan :
* Menghilangkan many-to-many (*:*) binary
relationship types
* Menghilangkan many-to-many (*:*) recursive
relationship types
* Menghilangkan complex relationship types
* Menghilangkan multi-valued attributes
Memperoleh relasi untuk local logical data model.
Bertujuan untuk membuat hubungan logical model yang
mewakili entity, relationship dan attribute yang telah
didefinisi. Mendeskripsikan komposisi tiap hubungan memakai Database
Definition Language (DDL) untuk relasi yang diikuti dengan daftar dari
relasi attribute yang mudah lalu mengidentifikasikan primary key dan foreign
key dari suatu relasi. Untuk memperoleh relasi untuk local data model,
maka diperlukan penjelasan untuk mendeskripsikan struktur yang mungkin dalam
data model saat ini.
Bahasa dalam basis data dapat dibedakan menjadi dua bentuk :
· Data Definition Language (DDL)
DDL merupakan bahasa dalam basis data yang memungkinkan
pengguna untuk membuat atau menghapus basis data, membuat atau menghapus tabel
membuat struktur penyimpanan tabel. Hasil dari kompilasi DDL merupakan kumpulan
tabel yang disimpan dalam file khusus yang disebut dengan kamus data.
· Data Manipulation Language (DML)
DML merupakan bahasa dalam basis data yang memungkinkan
pengguna untuk melakukan manipulasi data pada suatu basis data, seperti
menambah, mengubah, menghapus data dari suatu basis data.
Memvalidasi relasi dengan menggunakan normalisasi
Dengan menggunakan normalisasi, maka model yang dihasilkan
mendekati model dari kebutuhan perusahaan, konsisten dan memiliki sedikit
redundansi dan stabilitas yang maksimum.
Memvalidasi relasi dengan transaksi pengguna
Bertujuan untuk menjamin bahwa relasi dalam model logikal
tersebut mendukung user’s requirements specification secara detail.
Selain itu juga untuk meyakinkan bahwa tidak ada kesalahan yang muncul sewaktu
membuat suatu relasi.
Mendefinisikan Integrity constraints
Bertujuan untuk mendefinisikan integrity constraints yang
disampaikan dalam pandangan. Terdapat lima tipe integrity constraints yang
harus diperhatikan, yaitu :
- · Required data
- · Attribute domain constraints
- · Entity integrity
- · Referential integrity
- · Enterprise Constraints
Melihat kembali local logical data model dengan pengguna
Bertujuan untuk menjamin local logical data model dan
mendukung dokumentasi yang menggambarkan model yang sudah benar.
Langkah ketiga : Membuat dan memvalidasi global logical
data model. Bertujuan untuk menyatukan local logical data model menjadi
global logical data model.
Pada perancangan model logikal langkah ketiga,
tahapan-tahapannya merupakan :
a. Menggabungkan local logical data model menjadi global
model
Pada langkah ini, setiap local logical data model menghasilkan
E-R diagram, skema relasional, kamus data dan dokumen pendukung yang
mendeskripsikan constraints dari model. Beberapa tugas yang harus
dikerjakan merupakan sebagai berikut :
- · Memeriksa lembali nama dan isi dari entities dari relationships dan candidate key.
- · Memeriksa kembali nama dan isi dari relationships/ foreign keys.
- · Menggabungkan entities atau hubungan dari local data model.
- · Mengikutsertakan (tanpa menggabungkan) entities atau relationships yang unik pada tiap local data model.
- · Menggabungkan relationships atau foreingn key dari local data model.
- · Mengikutsertakan (tanpa menggabungkan) relationships atau foreign key unik pada tiap local data model.
- · Memeriksa untuk entities (hubungan) dan relationships atau foreign key.
- · Memeriksa integrity constraints.
- · Menggambarkan ER-diagram.
- · Melakukan update dokumen.
b. Memvalidasi global logical data model
Bertujuan untuk memvalidasi relasi yang dibuat dari global
logical data model dengan teknik normalisasi dan menjamin bahwa model
tersebut mendukung kebutuhan transaksi
c. Mengecek pertumbuhan yang akan datang
Bertujuan untuk menentukan apakah ada perubahan yang
signifikan seperti keadaan yang tidak terduga dimasa mendatang dan menilai
apakah model logikal tersebut dapat menampung atau menyesuaikan perubahan yang
terjadi.
d. Melihat kembali global logical data model dengan
pengguna
Bertujuan untuk menjamin model data logikal yang bersifat
global telah tepat untuk perusahaan.
Physical Database Design
Phisical database design merupakan suatu proses untuk
menghasilkan gambaran dari implementasi basis data pada tempat penyimpanan,
menjelaskan dasar dari relasi, organisasi file dan indeks yang
digunakan untuk efisiensi data dan menghubungkan beberapa integrity
constraints dan tindakan keamanan (Connolly,2002,p478).
Langkah keempat : Menterjemahkan global logical data
model untuk target DBMS. Bertujuan untuk menghasilkan skema basis data
relasional dalam global logical data model yang dapat
diimplemetasikan ke DBMS.
Pada perancangan model physical, langkah-langkahnya merupakan
:
a. Merancang basis relasional
Dalam memulai merancang physical design,
diperlukan untuk mengumpulkan dan memahami informasi tentang relasi yang
dihasilkan dari logical database design. Informasi yang penting bisa
didapatkan dari kamus data dan DDL.
b. Merancang representasi dari data yang diperoleh
Bertujuan untuk menentukan bagaimana setiap data yang
diperoleh mewakili global logical data model ke dalam DBMS.
c. Merancang enterprise constraints
Pada langkah ini bertujuan untuk merancang batasan-batasan
yang ada pada perusahaan.
Langkah kelima : Merancang representasi physical.
Bertujuan untuk menentukan organisasi file yang optimal untuk penyimpanan dan
menentukan indeks yang dibutuhkan untuk meningkatkan performa.
Terdapat tiga faktor yang memungkinkan digunakannya
representasi physical :
1. Transaction throughput
2. Response time
3. Disk storage
Dalam langkah kelima ini perlu untuk memahami system
resources untuk meningkatkan performa basis data.
Main memory
Dengan semakin besar main memory yang ada maka
akan dapat meningkatkan performa DBMS dan aplikasi basis data yang digunakan.
CPU
CPU mengontrol tugas-tugas dari system resources lain
dan mengeksekusi prosesnya.
Disk I/O
Dengan menggunakan DBMS yang besar, maka disk I/O
yang diperlukan sangat signifikan dalam menyimpan dan mengambil data. Untuk
menghindari kemacetan transfer data, maka :
Ă File sistem operasi harus dipisahkan dari file basis
data.
Ă File utama basis data harus dipisahkan dari file indeks.
Ă File recovery log harus dipisahkan dari
basis data yang sedang tidak digunakan.
· Network
Ketika jumlah data yang ditransfer telah banyak, maka dengan
menggunakan network sangat dianjurkan. Selain itu juga untuk
menghindari dari kemacetan dalam mentransfer data.
Pada langkah kelima ini, tahapan-tahapannya merupakan :
Menganalisis transaksi
Bertujuan untuk mengerti fungsi dari transaksi yang
dijalankan pada basis data dan menganalisa transaksi yang penting. Kriteria
kemampuan yang harus diidentifikasikan dalam menganalisa transaksi merupakan :
- · Transaksi dapat berjalan secara sering dan akan mempunyai dampak yang signifikan pada performa.
- · Transaksi yang kritis pada operasi dan bisnis.
- · Waktu selama sehari atau seminggu ketika akan ada permintaan yang tinggi pada saat basis data dibuat.
Memilih file organisasi
Bertujuan untuk menyimpan data secara tepat ke tempat
penyimpanan data. Ada beberapa pilihan struktur penyimpanan
(Silberschatz,2002,p422), yaitu :
Ă Heap
Ă Hash
Ă Sekuensial berindeks
Ă Clusters
Memilih indeks
Bertujuan untuk meningkatkan performa dalam suatu sistem
basis data. Salah satu pendekatan untuk memilih organisasi file yang
cocok untuk relasi merupakan untuk menyimpan tuples yang tidak
disimpan dan dibuat sebanyak secondary indexes sebagaimana
diperlukan. Oleh karena itu, atribut yang digunakan merupakan:
- · Atribut yang sering digunakan untuk join operations untuk membuat lebih efisien.
- · Atribut yang sering dipesan untuk mengakses tuples pada suatu relasi didalam urutan yang menunjukkan atribut.
Memperkirakan kebutuhan ruang penyimpanan
Bertujuan untuk memperkirakan jumlah ruang penyimpanan yang
akan diperlukan dalam basis data. Perkiraannya didasari pada ukuran setiap
tabel dalam suatu relasi. Contohnya dalam lima tahun mendatang berapa
kapasitas hard disk yang dibutuhkan untuk menampung data.
Langkah keenam : Merancang pandangan pengguna. Bertujuan
untuk merancang pandangan pengguna yang telah diidentifikasi selama
mengumpulkan kebutuhan dan menganalisis langkah dari relasional Database
Application Lifecycle. Contohnya pada branch terdiri dari direktur
dan manajer pandangan.
Langkah ketujuh : Merancang keamanan. Dalam sebuah sistem
basis data, keamanan merupakan elemen yang sangat penting mengingat isi dari
basis data berupa informasi yang sangat penting. berdasarkan pendapat
Silberschatz (2002,p239) ukuran keamanan yang dapat diambil untuk melindungi
basis data antara lain dari segi :
- · Sistem basis data : ada beberapa pengguna berwenang yang dizinkan untuk mengakses bagian basis data tertentu dan ada para pengguna yang lain hanya diizinkan untuk membaca data yang diinginkannya, tetapi tidak punya hak untuk mengubahnya. Kewajiban dari sistem basis data ini merupakan menjaga batasan seperti di atas tetap terjaga.
- · Sistem operasi : tidak peduli betapa aman sistem basis datanya, apabila terjadi kelemahan dalam sistem operasi. Hal ini sama artinya dengan adanya akses yang tidak diinginkan dalam basis data. Jadi tingkat keamanan perangkat lunak dalam sistem operasi sangatlah penting seperti halnya keamanan yang dilakukan secara fisik.
- · Jaringan : seluruh sistem basis data memperbolehkan untuk mengakses lewat terminal atau jaringan, keamanan software-level dalam software jaringan sangat penting sebagai keamanan fisik, keduanya dibutuhkan dalam internet dan jaringan pribadi.
- · Fisik : situs yang mengandung sistem komputer harus secara fisik aman dari entri secara diam-diam dan bahaya oleh para penyelundup.
- · Manusia : otorisasi pada pengguna harus dilakukan secara hati-hati untuk mengurangi adanya kejadian dimana pengguna yang berwenang memberikan akses kepada orang lain dengan imbalan suap atau lainnya.
Langkah kedelapan : Mempertimbangkan pengenalan dan
redundansi kontrol. Pada langkah physical database design ini
mempertimbangkan denormalisasi skema relational untuk meningkatkan
performa. Hasil dari normalisasi merupakan perancangan basis data logikal
secara structural, konsisten, dan menekan jumlah redudansi. Faktor yang
perlu dipertimbangkan merupakan :
- Denormalisasi membuat implementasi lebih kompleks
- Denormalisasi selalu mengorbankan fleksibilitas
- Denormalisasi akan membuat cepat dalam retrieve data tetapi lambat dalam update.
Ukuran performa dari suatu perancangan basis data dapat
dilihat dari sudut pandang tertentu yaitu melalui pendekatan efisiensi data (Normalisasi)
atau pendekatan efisiensi proses (Denormalisasi). Efisiensi data dimaksudkan
untuk meminimalkan kapasitas disk, dan efisiensi proses dimaksudkan untuk
mempercepat proses saat retrieve data dari basis data.
Langkah kesembilan : Memonitor dan memasang sistem operasi.
Bertujuan untuk memonitor sistem operasi, meningkatkan performa dan menentukan
perancangan sistem yang tepat atau menggambarkan perubahan kebutuhan.
Demikian artikel tentang Perancangan Basis Data, semoga dengan adanya artikel ini dapat membantu kawan-kawan semakin mengerti tentang perancangan basis data. Terimakasih!
Berikan Komentar
<i>KODE</i>
<em>KODE YANG LEBIH PANJANG</em>
Notify me
untuk mendapatkan notifikasi balasan komentar melalui Email.