Kisah Abu Bakar As Siddiq – Ingin tahu mengenai kisah Abu Bakar As-Siddiq dalam memperjuangkan kepercayaan Islam? Abu Bakar As Siddiq, salah satu sahabat Nabi yang terbaik. Silahkan simak catatan dibawah ini sampai selesai ya.
Teman-teman sebagian besar mungkin belum tahu siapa sahabat Nabi yg satu ini ?
Bagaimana gambaran kepribadian Abu Bakar As Siddiq ?
Kapan Abu Bakar dilahirkan serta wafat?
Lalu apa saja jasa-jasa yang sudah dia lakukan selama menjabat sebagai khalifah ?
Pelajaran apa saja yg mampu menjadi hikmah buat kita dari kisah Abu Bakar As Siddiq?.
KISAH ABU BAKAR AS SIDDIQ
Teman-sahabat, sebelum mengulas lebih jauh tentang kisah perjuangan Abu Bakar As-Siddiq, alangkah baiknya kita mengenal lebih dulu biografi dari seseorang Abu Bakar. Nama Asli Abu Bakar adalah ‘Abdullah bin ‘Utsman bin Amir bin Amru bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib bin Quraisy.
Bertemu nasabnya bersama nabi pada kakeknya Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay dan ibunya bernama Ummu al-Khair Salma binti Shakhr bin Amir bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim. Atau biasa dipanggil Ummu al-Khair. Dan mereka berasal dari Bani Ta-im. Dilahirkan di Mekkah dalam tahun 571/572 M.
Abu Bakar merupakan ayah dari Aisyah, istri Nabi Muhammad. Nama Abu Bakar dulu aslinya adalah Abdul Ka’bah yang berarti hamba ka’bah. Namun dirubah Nabi Muhammad menjadi Abdullah yg berarti hamba Allah.
Nabi Muhammad memberinya gelar Ash-Shiddiq yg berarti ‘yang berkata benar ’ selesainya Abu Bakar membenarkan insiden Isra Mi’raj yg diceritakan Nabi kepada para pengikutnya, sehingga dia lebih dikenal dengan nama “Abu Bakar ash-Shiddiq”.
Nah, Abu Bakar As-Siddiq terkenal beserta orang yg berakhlak baik, pemberani, memiliki pendirian yg kuat, dapat berpikir tenang pada keadaan sulit sekalipun.
Dia pula terkenal sebagai orang yg penyabar yang mempunyai tekad yg kuat, dalam pemahamannya, paling mengerti garis keturunan Arab atau nasab beberapa orang Arab, orang yg bertawakal dengan janji-janji Allah, wara’ serta jauh dari kerancuan pemikiran, zuhud, serta lemah lembut. Ia juga tidak pernah melakukan akhlak-akhlak tercela pada masa jahiliyah.
Sedangkan Ummul mukminin, Aisyah radhiallahu ‘anha menuturkan sifat fisik dan kepribadian Abu Bakar, ayahnya, “Ia seseorang yang berkulit putih, kurus, tipis kedua pelipisnya, kecil pinggangnya, wajahnya selalu berkeringat, hitam matanya, dahinya lebar, tidak mampu bersaja’, dan selalu mewarnai jenggotnya dengan menggunakan inai atau katam (Thabaqat Ibnu Sa’advert, 1: 188).
KISAH INSPIRATIF ABU BAKAR AS SIDDIQ
Peran Abu Bakar pada menyiarkan agam Islam sangat besar sekali. Kisah mengenai keberanian Abu Bakar sudah banyak sekali dijelaskan pada buku buku sejarah.
Setelah Rasulullah Wafat, Abu bakar As Siddiq menjadi khalifah Islam pertama kali. Ia menggantikan kepemimpinan Rasulullah dalam tahun 632 sampai tahun 634 M.
Asal mula ceritanya, jadi sebelum baginda Rasul akan mati dalam waktu itu, Abu Bakar sempat ditunjuk sebagai pengganti Imam Shalat Subuh oleh Rasul.
Karena insiden tadi, orang-orang beranggapan bahwa Nabi pula menginginkan Abu Bakar yg akan menggantikannya sebagai pemimpin umat Islam atau lebih dikenal bersama Khalifah Islam pertama setelahnya.
Namun kejadian tersebut tidak mulu mirip dengan yg dikira, karena disaat itu pula terjadi perselisihan akibat Abu Bakar menjadi pemimpin.
Orang-orang dari kalangan syiah, yang mendukung Ali bin abi Thalib, menginginkan bahwa yg harusnya menjadi khalifah sehabis sepeninggal nabi adalah Ali bin Abi Thalib. Karena Ali bin Abi Thalib juga pernah ditunjuk oleh Nabi Muhammad.
Namun perdamaian tersebut bisa dingin kembali setelah Ali bin abi Thalib berbaiat menyuarakan bahwa Abu Bakarlah yang cocok buat menjadi khalifah pertama.
Karena Ali bin Abi Thalib menerka usianya masih terbilang muda pada ketika itu, serta Abu Bakar termasuk orang yang sangat akrab beserta Rasul.
Abu Bakar termasuk orang-orang bersama julukan “Assabiqunal Awwalun” yaitu orang orang yang terdahulu. Yaitu orang-orang yang pertama kali memeluk Islam lewat dakwah Nabi.
Seperti dalam ayat yang adalah “Orang-orang yg terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar serta orang-orang yang mengikuti mereka beserta baik, Allah ridha kepada mereka serta merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yg mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka tak pernah mati di dalamnya. Itulah kemenangan yg besar.” (QS. At-Taubah: 100)
Hijrah yg dilakukan oleh Nabi ke madinah pada tahun 622 M tak lain ditemani oleh orang terdekatnya yakni Abu Bakar As Siddiq. Karena hubungan Abu Bakar beserta Nabi Muhamad dalam relasi keluarga terbilang sangat erat, lantaran anak perempuannya, Aisyah menikah dengan Nabi Muhammad beberapa saat sehabis hijrah.
Saat Abu Bakar Siddiq menjabat sebagai khalifah pertama dari khulafaurasyidin yg empat. Sempat terjadi peperangan yang meresahkan kaum muslim dalam dikala itu yang dilakukan oleh beberapa dari suku Arab yaitu kaum Hijaz dan Nejad yang membangkang terhadap pemerintahan Abu Bakar. Mereka tidak mau membayar zakat, serta pula diantara mereka tak sedikit balik melakukan pemurtadan serta pulang menyembah berhala.
Hal ini terjadi karena suku dari kaum tadi belum bisa mendapat ajaran dari Nabi secara ikhlas. Dengan peristiwa tersebut akhirnya khalifah Abu Bakar as Siddiq menyatakan perang terhadap suku-suku tadi. Dengan melakukan perang, yang lebih dikenal beserta “perang riddah”, yaitu memerangi orang-orang yang murtad melebihi ajaran Islam.
Ibnu Habib al-Hanafi atau biasa lebih dikenal beserta Musailamah al-kadzab, bisa dibilang merupakan biang kerok yang diperangi pada perang riddah ini oleh Abu Bakar. Musailamah telah mengaku sebagai pengganti Nabi terakhir Muhammad. Padahal setelahnya nabi Muhammad tak akan ada nabi lainnya, lantaran dia adalah nabi yang terakhir.
Belum berhasil membunuh si biang kerok ini pada perang riddah ini, akhirnya Musailamah dapat dikalahkan pada pertempuran Akraba oleh Khalid bin Walid dan dibunuh oleh Al-Wahsyi.
Selain itu juga teman-sahabat, Abu Bakar juga berperan pada melestarikan Alqur-an . Lantaran ketika terjadi perang riddah sebelumnya, banyak sekali para penghafal al-qur’an yg mati syahid. Lalu Abu Bakar memerintahkan Zaid bin Tsabit sebagai ketua tim untuk menuliskan Al-qur’an dalam lembaran pada dikala itu.
Pada akhirnya Abu Bakar meninggal dalam tahun 634 M di kota Madinah. Saat itu usianya telah mencapai 61 tahun serta mati karena sakit. Abu Bakar dimakamkan disamping makam Nabi Muhammad di rumah Aisyah, tidak jauh dari Masjid Nabawi.
Itulah kisah sahabat Nabi, Abu bakar As-Siddiq yang sangat menggairahkan semangat umat muslim khususnya.
Sifat jujur dan keberaniannya melawan kedzoliman. Semoga berguna.
Untuk lebih terperinci serta lengkapnya tentang kisah serta perjuangan Abu Bakar As Siddiq. Anda mampu mengikuti kajian berikut ini:
Penutup
Demikianlah biografi serta kisah dari satu dari sahabat nabi yang mulia Abu Bakar As. Semoga kita sebagai umat islam bisa termotivasi buat lebih semangat dan ulet lagi pada menyiarkan keyakinan islam dan mengamalkan isi isinya.
Akhir celoteh saya ucapkan terimakasih, serta sampai jumpa di kesempatan berikutnya. Salam TOP21.
Baca Juga
- Meneladani Abu Bakar ash-Shiddiq Radhiallahu Anhu Cerita
- Abu Bakar radiyallahu anhu Cerita kisah cinta penggugah jiwa
- Persahabatan Mulia Abu Bakar dan Rasulullah
- Kisah Tegarnya Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiallahu anhu
- Sikap Wara Abu Bakar ash-Shiddiq Bagian 02
- Biografi Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiallahuanhu
- PDF KEMULIAAN ABU BAKAR ASH SHIDDIQ Kisah Sahabat Nabi
- Kisah Sikap Wara Abu Bakr
- Kisah Teladan Sikap Wara Abu Bakr
- Keutamaan Abu Bakar Ash-Shiddiq
Berikan Komentar
<i>KODE</i>
<em>KODE YANG LEBIH PANJANG</em>
Notify me
untuk mendapatkan notifikasi balasan komentar melalui Email.